MANADO,KARABAS.ID – Kontrak kerjasama pelayanan air bersih antara Pemerintah Kota dan PDAM Manado dengan Waterleidengmaatscappij Drenthe (WMD) Belanda melalui anak perusahaan BV. Tirta Sulawesi pada Tanggal 15 Januari 2007, yang melahirkan PT Air Manado, resmi akan berakhir pada 1 Januari 2022.
Kurun waktu hampir 16 tahun ini, campur tangan Belanda lewat pelayanan air bersih dari PT Air Manado menimbulkan banyak masalah untuk warga Manado. Aduan masyarakat atas kualitas air yang tidak sesuai dengan harapan dimana air yang sangat keruh, tingkat debet aliran yang rendah, banyaknya pipa air yang bocor ditambah lagi dengan tingkat pencurian air yang tinggi menjadi fenomena permasalahan yang besar. Belum lagi, janji perusahaan swasta Belanda lewat PT Air bahwa masyarakat bisa langsung dapat meminum air dari keran, ternyata tak terealiasasi sampai sekarang.
Sekelumit masalah tersebut menggambarkan kinerja PT. Air Manado yang masih belum seperti yang diharapkan. Dalam hal tertentu juga menunjukkan bahwa keberadaan pelayanan PT. Air Manado yang masih diliputi dengan berbagai permasalahan seperti banyaknya saluran air yang rusak, kualitas air yang kurang baik, banyaknya pelanggan yang tidak mendapatkan air dengan debet air yang banyak. Demikian pula halnya dengan sebagian besar daerah pinggiran kota Manado lebih khususnya di daerah pegunungan yang tidak dijangkau dengan pelayanan air bersih.
Dengan berakhirnya kontrak kerjasama dengan perusahaan swasta itu pada 1 Januari 2022 nanti, maka warga Manado akan merdeka dari ‘penjajahan Belanda’.
“Tulis, pada 1 Januari 2022, warga Manado akan merdeka dari penjajahan Belanda, dalam tanda kutip, terkait pelayanan air bersih,” tegas Direktur Utama PDAM Manado, Micky Taliwuna, Selasa (04/10/2021).
Perlu diketahui, hasil kerjasama antara Pemerintah Kota Manado dan PDAM dengan BV. Tirta Sulawesi uang merupakan anak perusahaan dari WMD) Belanda melahirkan suatu perjanjian kerjasama membentuk suatu perusahaan bersama Joint Venture Company (JVC). Selanjutnya pada tanggal 15 Januari 2007 bertempat di aula Pemerintah Kota Manado waktu itu yakni Walikota Jimmy Rimba Rogi, S.Sos mewakili Pemerintah Kota Manado sebagai pemilik PDAM Manado dan Gubernur Provinsi Drenthe Belanda Mr. Ter Beek pemilik perusahaan Waterleidengmaatscappij Drenthe Belanda/WMD yang disaksikan langsung oleh duta besar Negara Belanda untuk RI dan Duta besar RI untuk Negara Belanda meresmikan pengoperasian PT. Air Manado sebagai suatu perseroan terbatas yang berbadan Hukum. Sehingga karyawan dan aset serta hutang PDAM waktu itu dialihkan ke PT Air Manado.
Masyarakat Manado menurut Dirut PDAM Micky Taliwuna harus tahu permasalahan sebenarnya terkait PT Air. Sebab PT Air berdiri sebagai perusahaan swasta yang tidak bisa diintervensi oleh pemerintah.
“Warga masyarakat kota Manado harus tahu, PT Air itu adalah perusahaan swasta jadi tidak bisa diintervensi oleh pemerintah baik dalam pengelolaannya, bahkan laporan keuangannya tidak bisa diaudit oleh pemerintah, karena mereka adalah perusahaan swasta. Jadi selama kurun waktu hampir 16 tahun ini banyak masalah yang terjadi, seharusnya pengaduannya kepada PT Air, bukan menyalahkan kepada Pemerintah Kota dalam hal ini Walikota yang disalahkan. Ini supaya jelas,” ulasan Micky Taliwuna.
Sekarang lanjut Micky Taliwuna, pihak PDAM tetap akan mengakhiri kontrak kerjasama tersebut pada 1 Januari 2022.
“Terhitung tanggal 1 Januari 2022, warga Manado akan merdeka untuk kedua kalinya dari penjajahan belanda. Sesuai instruksi Walikota Manado, PDAM akan ambil alih,” ucap mantan Direksi Bank Sulutgo itu sembari menambahkan kedepan PDAM bertekad akan meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat.
“Sesuai petunjuk Walikota Manado, Pak Andrei Angouw pelayanan air bersih kepada masyarakat tidak bisa berhenti walau satu menit pun. Untuk itu kami akan berupaya semaksimal mungkin,” ungkapnya.
Tak main-main, pada APBD induk tahun 2022 nanti, pemerintah Kota Manado akan menganggarkan kurang lebih Rp 80 Miliar untuk operasional PDAM.
“Kita sementara revieve kembali seluruh fasilitas PDAM dari hulu ke hilir, atau dari sarana produksi sumber air, kemudian distribusi air, sehingga kita dapat melihat persoalan apa dan hal-hal apa yang akan diperbaiki.Selanjutnya, akjan ada pembenahan terkait dengan pelayanan, termasuk perbaikan mesin-mesin, perbaikan jaringan, penambahan reservoar atau tempat penyimpanan air dan distribusi, itu semua akan dirangkumkan dalam bisnis plan baik jangka pendek satu tahun maupun jangka menengah tiga tahun, intinya perbaikan secara bertahap,” pungkas Micky Taliwuna. (*/RoKa)