(Sepenggal Catatan Seorang Sahabat)
Oleh : Jimmy Tindi
SAAT saya menulis ini sudah pasti akan banyak tanggapan yang beragam, ada yang suka ada pula yang pasti Marah bahkan mencibir. Tapi saya harus tetap menulis.
Benny Rhamdani saya mengenal sosok ini sejak 1988 saat Menempuh Bangku Sekolah di SMA Negeri Lirung Talaud, sebagai Kakak Kelas yang sangat Piawi dalam urusan si kulit Bundar, dan beberapa kali membawa Harum Nama Sekolah Kalah itu Masih Kab. Kepulauan Sangihe-Talaud.
Perkenalan Kami kembali sangat dekat Tatkala Medio 1992 di Kampus Unsrat Benny mengajak saya untuk bergabung bersama di Forum Diskusi Anak Bangsa (FODAB) Bersama beberapa Kawan antara Lain Iwan Salasa, Ismail Dahab, Rudy Kartasasmita dll.
FODAB ini adalah Benih Perlawanan terhadap NKK/BKK yang kemudian menjadi alat Perjuangan Melawan Kediktatoran Rejim Orde Baru saat itu.
Benny yang saya kenal adalah sosok yang sangat Perspeksionis, Tegas bahkan Sangat Teguh dalam Pendirian, ketika menyampaikan gagasan dia sangat gigih dalam memperjuangkannya.
Mengenang perjuangan itu tentu membutuhkan waktu yang panjang untuk menorehkannya menjadi sebuah Kisah (dan maaf aku bukan type penulis Handal).
Brani panggilan akrabnya bagi saya adalah seorang kawan yang sangat menghormati Perbedaan cara Pandang, Saya ingat ketika Pilkada Sulut 2010 Saat itu saya mendukung Pasangan E2L-HW dan Dia mendukung Pasangan Almarhum SHS, situasi Politik begitu panas saat itu, berdebatan kami pun sangat Tajam, namum setelah semua usai kita kembali bersama tanpa ada yang Terluka.
Banyak hal pilihan Politik yang Kami selalu Berbeda, Tapi kami sangat memahami nilai Persahabatan.
Pada Pilpres 2024 ini kembali perbedaan itu mencuat, Brani yang tegak lurus pada jalan sunyi Demokrasi bersikukuh dengan Pilihannya Walau pada satu sisi dia tetap menghormati Jokowi sebagai orang yang pernah dia Bela Mati-matian.
Saya juga dengan Pemahaman membangun Indonesia dengan Persatuan Nasional. Kami bertemu dalam Perdebatan panjang yang akhirnya sepakat untuk saling menghormati Pilihan masing-masing.
Brani Separuh hidupnya adalah Pengabdi pada perjuangan Demokrasi Dan Keadilan Sosial, lembaran Sejarah perjuangannya Bersama Rakyat tak bisa saya ukir satu persatu.
Mendedikasikan Nyawanya untuk Aksi Mogok Makan dalam Penggulingan Soeharto dan Orde Baru adalah catatan yang membuat saya bangga jalan di sampingnya, bagimana saat kita mogok Makan Bersama Wahab Talaohu di tahun 98 dan hampir menjadi korban Penculikan. Namun untung diselamatkan olah Buyung Nasution dan Vak.Munir dilarikan ke Rumah Gusdur.
Dalam membela rakyat Sulawesi utara dalam berbagai Kasus Tanah khususnya sering mendapatkan Teror dan Ancaman. Bahkan satu keluarganya hampir menjadi korban pembunuhan ketika rumah kakaknya di Perkamil diserbu oleh belasan preman disubuh hari. Dan bebagai ancaman lainnya sudah banyak dilewatinya.
Saya sangat yakin Benny Rhamdani adalah seorang Nasionalis Sejati yang Patuh pada Konstitusi dan Nilai Demokrasi.
Ketika Selesai Penetapan Calon Terpilih Brani adalah orang yang akan Tegak Lurus Pada Persatuan Nasional. (***)