MANADO,KARABAS.ID – Rumah Keluarga Tumanduk-Pomantow dan Tumanduk-Pangaila di Kelurahan Ranotana Weru Lingkungan III Kecamatan Wanea Manado, harus porak poranda usai diterjang badai tropis Surigae, Minggu (18/04/2021).
“Puji Tuhan saat badai terjadi, kami sekeluarga tidak di rumah,” ucap Yahya Tumanduk kepada wartawan Karabas.id.
Ketika Bibit siklon tropis melanda Provinsi Sulawesi Utara yang berdampak hujan dengan intesitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang pada sekitar pukul 17.00 Wita itu, Yahya bersama istri dan kedua anaknya berada di rumah keluarganya di Desa Sawangan.
“Lokasi rumah kami berada di atas gunung, jadi sangat rentan terjadi bencana. Namun saya dan keluarga pada pukul Dua Belas siang, berinsiatif mengunjungi orangtua kami di Sawangan. Nanti kami dapat pemberitahuan dari tetangga bahwa rumah kami rusak diterjang badai,” tutur Yahya Tumanduk.
Diketahui, ASN Pemprov Sulut itu ternyata sudah mengantisipasi sebelum bencana melanda, lewat surat edaran Pemerintah Provinsi Gubernur Sulut tentang bibit siklon Surigae.
“Pada saat ibadah kolom di rumah saya pada Kamis minggu lalu, saya sudah memberitahukan kepada jemaat terkait surat edaran Gubernur Sulut tentang antisipasi badai Surigae ini. Dan ternyata pada hari Minggu, rumah kami yang diterjang badai,” cerita ASN di Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Sulut ini sembari menambahkan lewat sebuah aplikasi, dirinya bisa memantau perkembangan badai Surigae tersebut.
“Dari aplikasi di Handphone saya terlihat titik lokasi badai akan tiba di Manado sekitar pukul Dua siang. sehingga kami keluarga berinsiatif mengungsi ke Sawangan supaya terhindar dari bencana,” urai pria berdarah Minahasa Selatan ini.
Lanjutnya, sekitar pukul 20.00 Wita, Yahya bersama istri dan kedua anaknya kembali ke rumah yang terletak di Jalan Bukit Ararat Ranotana Weru Wanea Manado.
“Ketika kami tiba dirumah pada malam hari, atap rumah kami sudah terbongkar. Air pun sudah tergenang setinggi sejingkal. Barang-barang pun sudah porak poranda. Kami pun akhirnya memilih tidur di bagian dapur,” ungkapnya sedih.
Beruntung, keesokan harinya, keluarga besar Tumanduk-Pomantow yang mendengar kejadian naas itu langsung berbondong-bondong membantu memperbaiki rumah mereka.
“Sampai tadi sore, keluarga besar ikut membantu memperbaiki rumah kami. Untuk sementara atap rumah kami ditutup dengan terpal,” ujar Yahya Selasa sore.
Mirisnya, pemerintah Kota Manado sebagai perwakilan pemerintah provinsi, belum juga berkunjung ke lokasi bencana.
“Perwakilan Pemerintah Kota Manado belum ada yang datang,” jawab Yahya kepada wartawan.
Selain di Manado, ternyata badai tropis Surigae juga merusak Gedung gereja di Kecamatan Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Senin (19/4/2021). (*/RoKa)