SANGIHE,KARABAS.ID– Kisruh PT. Tambang Mas Sangihe (TMS) akhirnya digulirkan dalam diskusi antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sangihe dan aliansi Save Sangihe Island di aula DPRD Sangihe, Selasa (30/03/2021).
Dalam diskusi tersebut, 5 Wakil Rakyat Sangihe, masing-masing Delvi Gaghana selaku ketua fraksi Partai Golkar Sangihe, Dicson Haling aleg Partai Nasdem, Merry Pukoliwutang yang juga merupakan wakil rakyat Partai Nasdem, Free John Sampakang aleg Gerindra dan Ruben Medea dari partai Perindo menyatakan sikap tegas; menolak kehadiran PT. TMS beroperasi di kampung Bowone, kecamatan Tabukan Selatan Tengah.
“Disana ini secara pribadi maupun sebagai anggota DPRD menolak tegas tambang mas, karna kami merinding mengingat nantinya akan ada 5 kecamatan dan kurang lebih 80 kampung yang akan terkena dampak. Biar saja emas dan segala kandungan yang ada disana menjadi pondasi yang kokoh bagi anak cucu kita,” tegas Gaghana.
Senada, Dicson Haling dalam penyampaiannya mengapresiasi serta mendukung gebrakan yang dilakukan SSI dalam menyelematkan Sangihe. Menurut dia, gambaran-gambaran yang bisa dilihat dalam polemik industri tambang emas begitu sangat mengerikan.
“Saya mengajak kita semua, agar di dalam persoalan ini, kita semua tidak mengambil keuntungan. Saya sudah melihat banyak persoalan tambang termasuk di Kalimantan yang kemudian porak-poranda, padahal Kalimantan adalah pulau yang besar. Apalagi, kalau hal itu terjadi di Sangihe,” tegasnya.
Sementara itu, Merry Pukoliwutang dalam kesempatannya menegaskan jika sebagai institusi yang merupakan representasi rakyat DPRD harus segera menuntaskan aspirasi masyarakat kali ini.
“Kita akan mencari siapa aktor di balik berdirinya ijin ini, karena tidak mungkin Kementerian memberikan ijin jika tidak ada lampu hijau dari Sangihe. Untuk itu DPRD akan pergi ke Jakarta untuk mencari tahu ijin dari Sangihe siapa yang memberikan,” ucap srikandi DPRD Sangihe ini.
Hal inipun mendapatkan apresiasi dari Jull Takaliuang, aktivis lingkungan yang pada diskusi kali ini memaparkan materi terkait dampak nyata lingkungan pasca produksi emas di sejumlah wilayah pertambangan.
“Saya sangat berbangga dengan para wakil rakyat yang sudah tegas mengambil pilihan menolak PT. TMS dengan segala konsekuensi kerusakan lingkungan yang ada,” sebut perempuan yang merupakan peraih N-Peace Award tahun 2015 ini.
Dalam diskusi yang berlangsung kurang lebih 2 jam ini, disepakati bahwa Komisi III DPRD Sangihe akan segera menggelar rapat internal untuk kemudian menentukan sikap. (*/RoKa)