PERTARUNGAN dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan berakhir, dan dalam waktu dekat semua pasangan calon (paslon), tim pemenangan dan para pendukung serta simpatisan diberi kesempatan untuk menggumuli dengan menenangkan hati, pikiran dan jiwa.
Penyelenggaraan Pilkada yang telah berproses, baik ketika penentuan calon, disana ada unjuk kelayakan, unjuk sehat, unjuk kekuatan baik hati, pikiran, dan telinga, maupun unjuk kekuatan masa, yang dibahasakan spektakuler, masing-masing mengklaim sebagai persentase tertinggi atas hasil survei.
Dilanjutkan pertarungan unjuk kemampuan berorasi, sekaligus membagi alat-alat peraga berlabelkan Covid-19 dengan penerapan protokol kesehatan (prokes), dibarengi dengan adanya pernyataan sikap simpatik, sebagai pendukung baik perorangan maupun berkelompok, tentu semuanya diawasi oleh Bawaslu.
Ada sesi adu kemampuan, secara intelektual, memaparkan visi misi dalam unjuk debat para kandidat, di sini paslon berusaha meyakinkan atas program kegiatan ke depan, yang diikuti secara langsung oleh masyarakat luas lewat virtual dan media penyiaran, bahkan dapat ditampilkan kembali secara berulang, karena menggunakan fanpage medsos.
Kini proses pilkada semuanya telah selesai dan sosialisasi dianggap cukup membekali, karena dilakukan secara masif.
Oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), memberi waktu masa tenang selama 3 hari dari tanggal 6 hingga 8 desember 2020, dengan maksud, agar pemilih dapat menentukan pemimpin yang benar-benar mampu mengantar roda pembangunan selama kurun waktu 4 tahun ke depan.
Moment Pilkada bukanlah ajang perpecahan apalagi mengganggu stabilitas keamanan, tapi moment inilah yang dapat mewujudkan kesempatan untuk memilih calon pemimpin dengan berbagai harapan, dan bukanlah hanya impian semalam dalam alam fantasi yang paradise.
Oleh karena itu, pilihlah pemimpin yang hebat, berkualitas, berkarakter, dan berkomitmen untuk mampu meneruskan kemajuan pembangunan yang sudah ada, dan meneruskan kesejahteraan yang tetap perpihak pada masyarakat serta dapat melanjutkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan bermartabat.
Diharapkan juga kepada pemilih untuk tanggap dan mampu memilih pemimpin yang berwibawa, berwawasan dan berpengalaman. Karena pengalaman, dapat memberi ilham yang tidak pernah kering dan juga menjadi sumber motivasi yang tidak pernah padam.
Diingatkan apabila nantinya calon kita tidak terpilih, maka hendaklah kita membangun sikap terbuka, lapang dada yang luas bagaikan samudera, yang dalam bagaikan lautan, dan yang lebih tinggi bagaikan angkasa, sehingga tak terjadi sikap menyumpah, mencurigai, memusuhi melainkan ikhlas menerima dan mendoakan satu sama lainnya, dengan demikian ibarat lahan, di mana semua benih dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah.
Janganlah hanya karena Pilkada, kebersamaan yang sudah terbangun dan kerukunan yang telah tercipta selama ini, menjadi renggang dan berakibat malapetaka.
Tapi marilah kita bersatu hati, menuju ke TPS masing-masing dengan kebulatan tekad sebagai warga negara yang baik, mau menyukseskan Pilkada yang aman, sehat, dan damai pada tanggal 9 Desember 2020.
Dengan penantian panjang ini, kiranya membawa hasil yang benar-benar nyata dalam memilih pemimpin yang berjangka panjang, dengan jurdil, luber, aman Covid-19.
Apalagi dilakukan, ketika umat Kristiani, dalam minggu Adventus, minggu penantian akan Natal Yesus Kristus, yang diharapkan menyatukan kita semua melakukan pilkada secara bertanggung jawab sebagai wujud Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam keluarga besar yang berpijak di Bumi Nyiur Melambai yang kita cintai bersama karena
“Torang Samua Basudara dan Torang Samua Ciptaan Tuhan”
Mari jo..datang di tampa ba pilih, baku pangge pigi ka TPS untuk ba coblos sesuai hati nurani, nda usah tako, karena samua so diator deng protokol kesehatan. (***)