BITUNG,KARABAS.ID – Penyelenggara Hari-Hari Besar Islam (PHBI) Kota Bitung, memperingati Nuzulul Quran 1443 Hijriah. Peringatan itu berlangsung di Masjid Al Ghufron Kelurahan Pateten I Kota Bitung, Sulawesi Utara, dan dihadiri Bapak Moderasi Beragama. Bapak moderasi beragama adalah Wali Kota Bitung Ir Maurits Mantiri MM.
Terkait dengan kegiatan Nuzulul Quran, Maurits Mantiri bilang kepada wartawan Minggu (9/4/2023), adalah bentuk kerukunan umat beragama di Kota Bitung, yang harus terus kita jaga. “Momentum kegiatan yang berlangsung Jumat kemarin malam, kami mengajak kita semua untuk terus menjaga keharmonisan umat beragama di Kota Bitung.
Karena saya percaya semua agama pasti bemngarakan kita untuk saling menjaga satu sama lainnya,” kata Maurits Mantiri usai ibadah Hari Raya Paskah, Minggu (9/4/2023). Maurits Mantiri juga meminta dukungan dari para tokoh agama dan umat Muslim yang ada di Kota Bitung dalam mensukseskan program-program pemerintah Kota.
“Dukungan dan topangan doa dari bapak Ibu agar visi dan misi pemerintah dalam membangun Kota ini berjalan dengan lancar,” ujar Maurits Mantiri. Kata Maurits Mantiri, tekad pemerintah Kota Bitung, bukan hanya memperindah kota tapi juga membentuk SDM yang unggul agar masyarakat lebih sejahtera.
Dengan pelaksanaan peringatan Nuzulul Quran, untuk merajut kebersamaan dalam keragaman, katanya, sangat dibutuhkan dalam membangun peradaban. “Sebagai bangsa yang berketuhanan, kita semua dituntut untuk percaya dan beriman kepada Tuhan Yang maha Esa,” ujar dia. Konsekuensi dari beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, lanjutnya, adalah harus menerima dengan lapang dada bahwa keberagaman ini merupakan suatu kehendak.
“Artinya, keanekaragaman makhluk Tuhan pada hakikatnya merupakan ketetapan. Keberagaman ini harus dijadikan anugerah dari Tuhan yang harus terus jaga, dirawat, dan dikelola dengan baik agar terjadi perjumpaan,” kata Maurits Mantiri. Cara yang bisa dilaukan, seperti membangun kebersamaan dalam dialog-dialog yang sehat dengan semangat saling melengkapi satu dengan yang lain.
Terkait dengan substansi yang sering digaungkan pemerintah saat ini yakni, kerja dengan cinta dan jauhkan kebencian, merupakan suatu simbol mengendepankan kepentingan bersama tanpa memandang agama, suku dan lain-lain. Maurits Mantiri mengajak agar bersama-sama jalankan persaudaraan di Kota Bitung ini dengan dasar cinta. “Karena itu, menjauhkan perilaku kebencian,” ujar Maurits Mantiri.
Peringatan Nuzulul Quran di Masjid Al Gufron, Kelurahan Pateten I, Kecamatan Aertembaga, mengangkat tema Turunnya Al Quran Menjadi Simbol Perubahan Peradaban Jahiliyah. Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Bitung Arianto Kadir membeberkan, terkait keadaan membangun sebuah peradaban di tengah keragaman budaya, harus melalui sebuah konsep atau meta narasi, yang akan menjadi sumber pemikiran. Lewat skema pemikiran atau pemikiran yang terbingkai, katanya, akan mudah untuk dijadikan pedoman literasi bagi generasi hari ini dan generasi masa depan. “Dan kemurnian metanarasi ini harus dirawat dan dijaga dengan baik. Tidak boleh disusupi oleh Logika fallacy dan kepalsuan berpikir karena untuk kepentingan kelompok tertentu, tetapi untuk kemanusiaan universal,” kata Arianto.(*/RoKa)