Saksikan final Sepak Bola Papua Vs Aceh, Jalan raya Sentani ‘Lumpuh’

  • Whatsapp

SENTANI,KARABAS.ID – Partai final sepak bola putra PON Papua, antara Aceh dan Papua memberikan warna tersendiri, yang mana dampaknya mengakibatkan jalan raya di Sentani Timur Kabupaten Jayapura macet atau lumpuh.

Hal itu terjadi akibat sebagian badan jalan dipadati ratusan pendukung dari masing-masing tim yang menyaksikan pertandingan partai final tersebut melalui Videotron yang berada di halaman Stadion Utama Lukas Enembe, tepatnya di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Demi menyaksikan tim kebanggaannya, maka sebagian besar orang duduk di jalan raya, dan di sepanjang trotoar, layaknya seperti duduk dirimu.

Pertandingan yang berakhir dengan skor 2:0, yakni yang dimenangi oleh skuat tim sepak bola putra Papua itu memberikan suatu kesan tersendiri bagi salah satu pendukung setia tim sepak bola putra Papua yang enggan tidak menyebutkan namanya. Ia mengaku, sangat kesal karena partai final tersebut tidak dilakukan di Stadion Utama Lukas Enembe.

Katanya, Papua ini sangat kental dengan sepak bola sehingga tentunya pertandingannya sangat seru untuk orang Papua, apalagi partai final. Oleh karena itu menurutnya, coba pertandingannya dilakukan di Stadion Utama Lukas Enembe boleh, supaya masyarakat Papua bisa menyaksikan secara baik tanpa harus berdiri dan duduk di jalan raya seperti saat ini.

“Seharusnya Stadion Utama ini difungsikan untuk partai final boleh, karena tempatnya baik dan tentunya mampu menampung banyak suporter dari masing-masing pendukung, sehingga secara tidak langsung ada kepuasan tersendiri dari masing-masing pendukung, karena telah meyakinkan langsung dengan mata kepalanya sendiri,” ujarnya.

Menurutnya, tentunya sangat disayangkan karena Stadion semegah ini tidak difungsikan pada iven nasional ini. Sehingga bisa dibilang pembangunan Stadion ini hanya merugikan uang negara saja. Karena tidak difungsikan untuk bertanding, melainkan hanya difungsikan untuk opening seremoni dan closing seremoni PON Papua.

Ia berharap, hal ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi PB PON. Agar kedepannya tidak menimbulkan kecemburuan sosial antara masyarakat dan pemerintah.(*/TiKa)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *