SENTANI,KARABAS.ID – Semua orang yang akan terlibat atau berakses pada pelaksanaan PON XX Papua di Kabupaten Jayapura wajib divaksin. Sehingga tidak menularkan atau tidak ditularkan virus Corona dan menjadi klaster baru.
Untuk itu, Panitia Sub PB PON XX Klaster Kabupaten Jayapura mengadakan percepatan vaksinasi Covid-19 kepada tenaga relawan atau volunteer yang telah mendaftar di Bidang SDM Sub PB PON XX Klaster Kabupaten Jayapura.
“Semua yang berakses pada PON XX itu, kami wajibkan harus vaksin. Kalau you mau tinggal di rumah, dengar-dengar berita silahkan saja,” ujar Wakil Ketua Umum (Waketum) II Sub PB PON XX Klaster Kabupaten Jayapura, Pdt. Alberth Yoku, S.Th, saat ditemui wartawan di Sekretariat Sub PB PON XX Klaster Kabupaten Jayapura, Stadion Barnabas Youwe (SBY), Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (1/9/2021) malam.
Sehingga, baik atlet, official, panitia, folunter, termasuk wartawan peliput PON, diwajibkan vaksin Covid-19.
“Wartawan itu kan juga public figure. Kalau dia tidak bisa menjadi contoh bagi publik, harus dipertimbangkan oleh redaksinya, apakah dia tetap jadi wartawan atau bagaimana,” tegas Ketua FKUB Kabupaten Jayapura tersebut.
“Sama saja dengan saya, sebagai pendeta dan ketua FKUB, saya kan public figure, kalau saya tidak mau difaksin, bodohlah saya di situ,” sambung Albert Yoku.
Hal itu, karena keberadaannya harus menjadi suri tauladan, jembatan atau speaker bagi orang lain.
Disinggung sosialisasi terkait vaksinasi, diakui masih banyak warga yang belum mendapat sosialisasi dengan baik terkait vaksinasi Covid-19.
Hal itu, seperti masih banyak warga yang beranggapan bahwa bila datang ke tempat vaksinasi akan langsung divaksin begitu saja tanpa proses screening.
“Itukan ada meja satu untuk pemeriksaan identitas, meja dua pemeriksaan (screening) oleh tim medis apakah boleh divaksin atau tidak,” terangnya.
Sekedar diketahui, petugas medis akan memutuskan untuk tidak divaksin atau ditunda pemberian vaksinnya untuk waktu tertentu, bila ada keluhan ataupun bahkan penyakit tertentu yang berisiko bila divaksin.
Setelah dipastikan bisa menerima vaksin, baru diarahkan ke meja 3 untuk mendapat suntikan vaksin Covid-19.
“Itu yang saya pikir banyak orang tidak tau sehingga mereka pikir, wah saya ini ada sakit-sakit sedikit baru saya pergi langsung vaksin. Nah itu kan tidak benar,” terangnya.
Sehingga, kalau memang tidak setuju untuk divaksin, diimbaunya untuk kurung diri di rumah.
“Kalau you tidak mau divaksin, ikut saja seperti imbauan pak presiden, tidak usah keluar rumah, tidak usah bertemu banyak orang,” imbaunya.
Termasuk wartawan, dikatankannya, yang tidak mau vaksin, mendingan melanjutkan berita saja dari orang lain, bila tidak mau melakukan tugas wartawan sebagaimana mestinya, berjumpa orang, melihat fakta kemudian menulis menjadi berita. (*/JeKa)